Wednesday 8 November 2017

DUNIA DALAM CANGKIR



DUNIA DALAM CANGKIR



Dilansir dari Liputan 6.Com, kopi merupakan salah satu komoditi terbesar di Negara Indonesia, tidak mengherankan, ketika Indonesia menjadi negara pengekspor kopi terbanyak keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Colombia. Bukan hanya karena kenikmatannya, tetapi juga karena harganya yang ekonomis bagi negara-negara yang memproduksi dan mengekspor biji kopi.

Siapa sih yang tidak menyukai kopi? Kita sebut saja Ludwig Van Beethoven komposer dan pianis besar dunia yang lahir di Bonn (Jerman), atau Paul Erdos seorang ahli matematika yang berasal dari Hungaria, mereka adalah sebagian tokoh dunia yang telah lebih dahulu mengenal dan mencintai kopi dibandingkan kita-kita ini. 

Begitu banyak kalangan masyarakat Indonesia yang juga sangat mencintai kopi, salah satunya adalah kalangan anak muda. Gaya hidup anak muda zaman sekarang yang cenderung lebih ke perilaku konsumtif, membuat para pelaku usaha menjadikan warung kopi sebagai ladang usahanya. 

Bagi sebagian anak muda, warung kopi telah menjadi sahabat dikala sendirian, dan dapat menjadi pelepas penat dikala otak butuh sebuah inspirasi. Kopi telah mengambil tempat yang istimewa di hati kalangan masyarakat urban, hal ini dikarenakan kopi bukan lagi sekedar cita rasa saja, melainkan dapat dikatakan sebagai filosofi kehidupan.
 
Mahasiswa merupakan kalangan anak muda yang paling banyak meminati kopi. Itulah mengapa sekarang ini, begitu banyak warung-warung kopi yang letaknya berdekatan dengan tempat-tempat perkuliahan. Banyak mahasiswa yang mengatakan, bahwa skripsi tidak akan mendapatkan kata penutup, jika belum ditemani segelas kopi bersama aromanya yang membuat kita lupa sesaat, akan sesaknya menjadi mahasiswa tingkat akhir. 

Karena penasaran dengan dengan pernyataan-pernyataan tersebut, akhirnya beberapa waktu lalu, saya memutuskan untuk mewawancarai anak-anak muda terlebih khusus mahasiswa yang sedang menikmati kopi disalah satu warung yang dekat dengan sebuah tempat perkuliahan, mata saya tertuju pada dua orang pemuda yang sedang asik menikmati seteguk kopi, bersama smartphone dan sebuah buku indah yang berjudul “ilmu dalam perspektif”. 

Setelah berbasa-basi sesaat, akhirnya saya mengajukan sebuah pertanyaan yang sama kepada dua pemuda itu, Mengapa anda menyukai warung kopi dan mengapa anda sangat menyukai kopi?, mereka sontak menjawab “ bahwa warung kopi adalah tempat yang indah, ketika dunia ini butuh perbincangan, dan secangkir kopi adalah inspirasi ketika mentari pagi datang bersinar, dan teman ketika angin malam mulai berhembus.

Salah satunya melanjutkan perkataannya, bahwa kopi juga identik dengan warna hitam, kita tidak tahu secara keseluruhan mengenai benda-benda apa saja yang mungkin ada di dalam cairan berwarna hitam itu, zat-zat apa yang dikandung, air apa yang dipakai untuk melarutkan bubuk kopi, ataupun kopi jenis apa yang tersaji dalam cangkir kopi itu, kita tidak tahu! Semua dirahasiakan oleh warna hitam. Sama seperti kehidupan kita. Kita tidak tahu hal-hal apa saja yang akan terjadi esok hari, akan jadi apa kita nanti, siapa pasangan hidup kita, akankah kita sukses, kapan kita meninggal, kita tidak tahu! Itulah mengapa kopi dapat dikatakan sebagai teman dikala sendirian dan menjadi sahabat dikala kesunyian. Namun katanya, hal ini tidak berarti bahwa kami menganggap kopi sebagai bensin atau roda kreativitas kita, tetapi lebih sebagai pendongkrak kreativitas.


PENULIS__ERI MOKOAGOW



No comments:

Post a Comment

MAKALAH TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

  MAKALAH TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN XENOBIOTIK   Disusun oleh : 1.      ONA TAMAELA (18101101051) 2.      PRAYOGI KIYATO (181011010...