Monday 29 October 2018

MAKALAH PEMBUATAN LARUTAN


 PEMBUATAN LARUTAN

I.     TUJUAN
Sesudah melakukan percobaan ini, diharapkan siswa dapat:
1.    Menyatakan konsentrasi larutan dalam beberapa cara
2.    Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
3.    Menentukan kosnsetrasi suatu larutan contoh

II.  DASAR TEORI
Larutan merupakan campuran homogen antara dua zat atau lebih. Larutan terdiri atas komponen pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut umumnya terdapat dalam jumlah yang juah lebih banyak daro pada zat terlarut.

Sifat suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi. Konsentrasi adlah banyaknya zat terlarut dalam sejumlah pelarut atau terlarut. Dalam menghitung konsentrasi sangat penting untuk memperhatikan hal-hal berikut:
1.    Satuan yang digunakan untuk menyatakan zat terlarut, pelarut, atau larutan.
2.    Perbandingan yang digunakan: zat terlarut dengan pelarut ataukah zat terlarut dengan larutan.
3.    Satuan yang digunakan untuk menyatakan hasildari perbanandingan tersebut.
Konsentrasi suatu larutan dapat dinyatakan dalam beberapa cara:
o  Persen massa (% m/m)
Menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan (a = zat terlarut; p = pelarut)
% m/m =  x 100%
o  Persen volume (% m/v)
Menyatakan jumlah mL. Zat terlarut dalam 100 mL larutan
% v/v =   x 100%
o  Konsentrasi massa (% mg)
Menyatakan banyaknya mg zat terlarut dalam 100 mL pelarut
% mg =    x 100%
o  Molaritas (M)
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan
M =    
o  Fraksi mol (Xi)
Menyatakan perbandingan jumlah mol suatu zat terlarut dengan jumlah mol semua komponen yang ada dalam larutan:
Xi =   


Pengenceran
larutan konsentrsi tinggi (pekat) dapat diencerkan hingga diperoleh larutan yang konsentrsinya lebih rendah (encer) dari konsentrsi awal. Rumus pengencerannyaa:
V₁ x M₁  =  V2 x M2
Dengan V1 = volume yang diambil untuk diencerkan
V2 = konsentrasi awal
V2 = volume akhir yang diinginkan
M2 = konsentrasi yang diinginkan
Titrasi
Konsentrasi suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya dapat ditentukan dengan cara titrasi. Titrasi adalah mereaksikan zat yang belum diketahui konsentrasinya (titrat) dengan suatu pereaksi yang konsentrasinya sudah diketahui pasti (titran), sampai jumlah zat-zat yang direaksikan itu tepat saling atau menghabiskan atau ekivalen. Untuk asam dan basa sederhana, jumlah ekivalen sama dengan jumlah mol.
Jumlah mol titrat         =          jumlah mol titran
(V x M)titrat                  =          (V x M)titran
Larutan di definisikan sebagai campuran dua zat atau lebih yang membentuk satu macam fasa (homogen) dan sifat kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak berubah. Larutan homogen adalah larutan yang jika dicampurkan dengan pelarut akan terlarut dan menyatu menjadi satu larutan contohnya gula jika di larutkan dalam air. Sedangkan larutan heterogen adalah larutan yang jika di campurkan dengan air maka tidak akan menyatu.(chang,2004).

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).

    Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).

Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).

    Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut,  temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).

Pembuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ketika kita ingin membuat teh manis. Kita menambahkan gula ke dalam air dan kemudian tambahkan teh serta mengaduknya. Ternyata air teh tersebut masih terasa manis, kmudian kita menambahkan lagi air ke dalamnya. Sehingga air teh yang tadinya kental atau pekat dan manis sekali menjadi lebih encer dan rasa manisnya sedang. Itu semua adalah kegiatan dalam pembuatan larutan. Mencampurkan air, teh dan gula merupakan contoh pembuatan larutan dan campuran itu disebut larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang manis dinamakan pengenceran. Dan kekentalan atau kepekatannya disebut konsentrasi atau Molaritas. Jadi, larutan adalah suatu system homogen yang terdiri dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Larutan akan terjadi jika atom, molekul atau dari suatu zat semuanya terdispersi. Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut solute dan pelarut yang dinamakan solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam jumlah yang lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute atau zat terlarut (Baroroh,2004).
   
 Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase. (Stephen,2002)

III.   ALAT DAN BAHAN
A.      Alat
1.        Labu bakar 100 mL
2.        Pipet
3.        Gelas piala
4.        Buret
B.       bahan
1.        larutan H2SO4
2.        larutan NaCL

IV.   PROSEDUR PERCOBAAN
A.      Pembuatan larutan H2SO4
1.        Timbang labu bakar 100 mL yang basah dan kering
2.        Isi labu bakar dengan aquades sampai setengahnya kemudian timbang.
3.        Pipet sejumlah H2SO4 dan masukksan kedalam labu bakar tersebut kemudian timbang.
4.        Tambahkan aquades ke dalam labu bakar hingga 100 mL. (hingga tanda tera), kocok, kemudian timbang.
5.        Hitung konsebtrasi larutan H2SO4 yang dibuat. Nyalakan dalam % w/w dan fraksi mol H2SO4.
B.       Pembuatan larutan NaCl
1.        Timbang 2-3 sudip kristas NaCl dan larutkan dalam gelas piala dengan sedikit aquades.
2.        Pindahkan larutan dari gelas piala ke dalam labu bakar 100 mL.
3.        Bilas gelas piala tadi dengan sedikit aquades dan masukkan juga hasil bilasan tersebut ke dalam labu bakar.
4.        Tamhkan aquades ke dalam labu bakar hingga 100 mL (tanda tera) lalu kocok.
5.        Hitung konsentrasi larutan NaCl yang dibuat. Nyatakan dalam konsentrasi massa dan molaritas.
C.       Pengenceran larutan HCl
1.        Pipet sejumlah HCl 1 M dan temparkan dalam labu bakar 100 mL. Hitunglah terlebih dahulu volume HCl yang akan diambil sehingga konsentrasi yang akan dibuat melebihi setengah dari konsentrasi awal.
2.        Tambahkan aquades hingga 100 mL (tanda tera) lalu kocok.
3.        Hitung konsentrsi larutan HCl yang baru dibuat, nyatakan dalam molaritas (gunakan rumus pengenceran).

D.      Titrasi HCl oleh NaOH
1.        Pipet 25 mL larutan HCl dari bagian C dan masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 2-3 tetes indikator merah.
2.        Masukkan larutan merah NaOH 0,5 mL ke dalam buret.
3.        Titrasi larutan HCl dengan NaOH hingga tepat terjadi perubahan warna.
4.        Ulangi titrasi sebanyak tiga kali dan hitung konsentrsi HCl dalam moalritas.
5.        Catatan: HCl = titrat; NaOH = titran

V.      HASIL
A.      Pembutan larutan H2SO4
Massa labu bakar 100 mL                                                =          71,2                 g
Massa labu + aquades ( )                                       =          104                  g
Massa labu + aquades ( ) + H2SO4                                =          108,1               g
Massa labu + 100 mL larutan                                           =         155                  g
Larutan H2SO4 yang disediakan 95% m/m; Mr H2SO4 = 98,08 g/m; Mr H2O = 18,01 g/mol
Hitungan:
Massa H2SO4 95% m/m :
Qc m/m =  x 100%
95 % =  x 100%
95% = ( ma + 32,8 ) = ma . 100%
95% . ma + 31,16 = ma . 100%
31,16 = (100 – 95)% . ma
 = ma
ma  

Massa H2SO4 murni:                                                        jumlah mol H2SO4:
(108,1 – 104) gram                                                            =  
= 4,1 gram                                                                                   =0,04 mol

Massa H2O:                                                                     jumlah mol H2O:
(104 – 71,2) gram                                                              =  
= 32,8 gram                                                                                 = 1,82 mol
% m/m H2SO4:                                                                Fraksi mol H2SO4:
% m/m =  x 100%                                            = 2,25 x 10-2
=  x 100%                                         
= 11,11%



B.       Pembuatan larutan NaCl
Massa NaCl:                                                                 jumlah mol NaCl
(47,7 – 43,7) g = 4 gram                                               n =   =  = 0,07 mol
                                                              Mr NaCl =(25 + 35,5) g/mol
                                                                              = 58,5 g/mol

Konsentrasi massa:                                                       molaritas:
% mg =  x 100%                                              M =   =  = 0,7 mol/L
% mg =  x 100%
= 40 mg/mL x 100%
= 4000 mg/ml%
C.      Pembuatan larutan HCl
Volume HCl 1 M:                                                        Volume HCl akhir:
10 Ml                                                                           100 mL
Molaritas HCl akhir:
Makhir = =  =   = 0,1 M

D.      Titrasi HCl oleh NaOH
(V x M) titrat = (V x M) titran                                     Volume HCl = 25 mL
Molaritas NaOH = 0,5 M
Ulangan
Volume NaOH (mL)
1
2
 2
2
3
1,85
VNaOH =
            = 1,95 mL

Hitunglah molaritas NaOH :
Ulangan 1 : M1V1 = M2V2
1.2 = M2
M2 =  = 0,08
Ulangan 2 : M1V1 = M2V2
1.2 = M2
M2 =  = 0,08
Ulangan 3 : M1V1 = M2V2
1.185 = M2 . 25 mL
M2 =  = 0,074
Nilai molaritas HCl rata-rata:
 =  =  = 0,078

VI.   Pembahasan
Berdasarkan pada hasil percobaan dan data pada tabel hasil percobaan di atas dapat diuraikan bahwa dalam membuat suatu larutan yang paling utama adalah jumlah zatnya (mol). Karena dengan diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan berapa massa yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02 M, yang paling utama dalam membuat larutan adalah mengetahui berapa gram zat yang digunakan. Dalam pembuatan larutan ini tiap-tiap bahan akan diberi perlakuan pembuatan larutan murni, pembuatan larutan dengan pengenceran dan dengan pencampuran. Sesuai dengan hasil pengamatan diatas, dapa di ketahui massa garam 0,299 gram, massa glukosa 1,8 gram dan masa sukrosa 0,33 gram.
Pelarut dalam pembuatn 100ml NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02 M yang digunakan adalah air sedangkan ketiga zat tersebut zat terlarut. Dalam pembuatan ketiga larutan tersebut semua bahan terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di dalam labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan larutan.
Perlakuan selanjutnya adalah mengencerkan larutan yang telah dibuat tadi. Proses pengencerannya hanya mengambil sampel dari 100 ml larutan dari masing-masing bahan tersebut 10 ml kemudian ditambahkan 90 ml air untuk mengencerkannya. Sehingga terjadi perubahan volume dan perubahan konsentrasi.
Dari semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari ketiga larutan tersebut ketika diencerkan konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau mengalami penurunan konsentrasi sehingga larutannya lebih encer dari semula. Bisa dilihat larutan garam dapur mulanya berkonsentrasi 0,1 M kemudian setelah pengenceran konsentrasinya menjadi 0,01 M, begitu pula larutan glukosa mulanya konsentrasi sebesar 0,2 M setelah ditambahkan 90 ml air konsentrasinya turun menjadi 0,02 M dan pada larutan sukrosa atau gula pasir juga demikian awalnya berkonsentrasi 0,02 M setelah diencerkan konsentrasinya berubah menjadi 0,002 M. dan untuk volumenya, mulanya volume ketiga larutan yang diambil untuk proses pengenceran hanya sebesar 10 ml/larutan dan setelah penambahan 90 ml air volumenya menjadi 100 ml. sedangkan untuk jumlah zatnya (mol) tetap. Hal itu bias dilihat saja dari rumus pengenceran, adalah
M1.V1 =  M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah zat (mol), sehingga mol awal = mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan larutan dengan pengenceran hasil yang didapat adalah sesuai dengan teori yang mendasari,yakni bahwa mengencerkan larutan yaitu memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut. Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut tidak berubah.


PENUTUP
Kesimpulan
1.    Teknik pembuatan pereaksi dari bahan kimia padatan yaitu mengambil bahan kimia padatan misalnya CuSO4 dan NaOH, kemudian larutkan kedalam gelas kimia yang telah diisi aquadest sebanyak 60 ml, kemudian masukkan kedalam labu takar 100 ml, dan himpitkan sampai tanda batas lalu homogenkan. Menentukan faktor pengenceran dengan menimbang dan melarutkan suatu larutan, menghimpitkan dan menghomogenkannya.
2.    Faktor pengenceran terhadap suatu percobaan ada dua yaitu NaOH 100 pengenceran dan CuSO4 100 pengenceran.
  Saran 
            Saran untuk percobaan selanjutnya apabila melakukan percobaan faktor pengenceran atau pembuatan larutan agar kiranya menggunakan bahan kimia padatan lain misalnya NaCl supaya hasilnya dapat dibandingkan dengan percobaan CuSO4 dan NaOH.

No comments:

Post a Comment

MAKALAH TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

  MAKALAH TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN XENOBIOTIK   Disusun oleh : 1.      ONA TAMAELA (18101101051) 2.      PRAYOGI KIYATO (181011010...